Senin, 04 Januari 2010

0001. Wahyu SAPTA DARMA.

Hyang Maha Kuwasa Hyang Maha Agung, Maha Asih, Maha Adil, Maha Wasesa, Maha Langgeng.

Kepada para pembaca yang terhormat,
Hamba hanya sekedar menulis riwayat perjalanan Wahyu Sapta Darma ini berdasar Sesanti yang menjadi kewajiban warga Sapta Darma :"Dimana saja, kepada siapa saja, warga Sapta Darma harus bersinar laksana surya".

Riwayat perjalanan Wahyu Sapta Darma ini dapat diringkas sebagai berikut"
KEDIRI YANG MULAI
SUROBOYO MEMBABATI
PONOROGO YANG MENAMPI
SUROKARTO MEMILIHI
NGAYOGJOKARTO SEBAGAI PEMILIKNYA


Inilah sasmita yang diterima oleh Bopo Panuntun Agung Sri Gutomo tatkala menerima tugas dari Hyang Widhi

Wahyu Sapta Darma dibawa oleh Hyang Widhi, diberikan kepada seluruh manusia, sebagai pemberian agung dari Hyang Maha Kuwasa.

Kediri yang mengawali, sebab turunnya wahyu ini didaerah Kediri (Pare) karena besarnya rasa keprihatinasn Pak Arjo Sopuro melihat kesengsaraan masyarakat sekitarnya.
Kediri juga dapat diibaratkan agar diterapkan dalam diri pribadinya sendiri. Ini menyiratkan pesan, bahwa ajaran ini sepatutnya diterapkan pada diri sendiri (pribadinya) sebelum disebarkan pada orang lain.

Suroboyo yang membabat.
Setelah merasakan keAgungan, keAsihan lan keAdilan Hyang Maha Kuwasa dalam menjalankan sujud, selanjutnya harus Suro+boyo = berani menempuh bahaya.
Artinya berani membuang perbuatan atau kelakuan tercela misalnya mo-lima (5 jenis ma) yaitu main kartu (berjudi), minum (mabuk-mabukan), mencuri/merampok dan sejenisnya, main perempuan dan makan makanan yang tidak patut dimakan untuk kesehatan badan.

Ponorogo yang menampi.
Pono = mengerti, rogo = jasmani.
Selanjutnya menampi, seperti halnya orang menampi beras agar terpisah dari kulit gabah.
Kelakuan reog warok Ponorogo yang mengibas-ibaskan hiasan dikepala dadak merak dapat disebut sebagai sarana membuang pikiran buruk dari kepala berikut kelakuan tak terpuji.

Surokarto yang memilihi
Ini mengandung arti bahwa setelah semuanya ditampi terpisah dari hal yang tak berguna, sekarang harus berani (suro) berbuat kebajikan (karto), dengan cara memilih yang utuh dari pecahannya.

Ngayogjakarta yang memiliki
Ini memberitahukan, bahwa pada akhirnya, seluruhnya akan berada pada tempat yang sejahtera (Ngayogjakarto)

Demikian ini yang hamba ketahui. Tentu para pembaca mempunyai wawasan yang lebih luas. Hamba mengharapkan adanya wawasan lain dari pembaca sekalian.

free countersemail: warga.saptadarma@gmail.com