Kamis, 03 Juni 2010

0005. Wahyu SAPTA DARMA.


Sabda Waras
Dalam menjalankan tugas dari Hyang Maha Kuwasa melakukan penyembuhan terhadap orang-orang yang sakit, Pak Arjo tidak mendatangi satu-persatu, tetapi mereka yang sakit itu datang ketempat yang telah ditetapkan. Pak Arjo hanya menuju ketempat tersebut. Mereka yang sakit kemudian berbaris ditempat tersebut. Selanjutnya Pak Arjo ening, mohon petunjuk dari Hyang Maha Kuwasa kemudian mengucapkan sabda "WARAS".
Penderita sakit, setelah menerima sabda tersebut kemudian pulang. Banyak yang merasakan kesembuhan sebelum tiba dirumah. Ada pula yang merasakan badannya sembuh dari penyakit yang dideritanya setelah tiga hari.
Sabda "Waras" adalah sarana penyembuhan tersebut. Tanpa menggunakan ramuan obat, minuman, bunga atau sarana lain.
Mereka yang ingin memberi upah, berupa uang atau barang lainnya, semuanya ditolak. Tidak mau menerima, sebab semua yang dilakukan semata-mata tugas dari Hyang Maha Kuwasa, yang tak mungkin ditolak.
Diantara orang-orang yang sakit ataupun keluarganya, ada yang ingin memiliki ilmu seperti "ilmu Pak Arjo". Mereka kemudian disujudkan (dituntuni menjalankan sujud). Sehingga makin banyak yang melakukan sujud. Banyak yang melakukan sujud memberi kecerahan pada suasana gelap yang menyelimuti dunia. Hal ini yang dikehendaki oleh Hyang Maha Kuwasa.
Doa dan puji yang tak diucapkan
Ditempat manapun, semua puja-puji yang ditujukan pada Hyang Maha Kuwasa tentu memberi pengaruh demikian, yaitu menyingkap dan memberi cahaya pada dunia yang gelap.
Begitu pula Sapta Darma. Walaupun doa dan puji tanpa diucapkan lewat mulut, hanya diucapkan dalam hati, tetapi pengaruhnya dapat menyingkap kegelapan dunia.
Kalimat yang diucapkan ketika menjalankan sujud ini, semua meniru ucapan tatkala Pak Arjo menerima wahyu sujud 27 Desember 1952. Tidak diucapkan lewat mulut, tetapi diucapkan dalam hati, sebab demikian itu perintah dari Hyang Maha Kuwasa.
Sabda titipan dari Hyang Maha Kuwasa.
Hanya sabda "WARAS" ini saja yang harus diucapkan. Sabda "Waras" ini tanpa diikuti atau ditambah kata lain. Sabda "Waras" ini disebut sebagai sabda titipan dari Hyang Maha Kuwasa. Sabda ini dinyatakan "tajamnya melebihi tujuh kali dari pisau cukur" yang berarti tidak sembarangan.(Tidak seperti kata-kata biasa). Warga Sapta Darma diarahkan agar dapat memiliki dalam arti meminjam sabda ini, hanya untuk menyembuhkan orang yang menderita sakit. (Meminjam bukan berarti memiliki)
Mengacu pada sabda ini, Warga Sapta Darma dilarang mengucapkan kata-kata yang kurang baik, sebab semua akan berpulang pada diri sendiri. Berkata buruk pada seseorang, itu akan menghunjam pada pribadinya sendiri. Selanjutnya, bila ada yang mengucap kata-kata kurang baik pada warga, tidak diperkenankan membalas dengan kata-kata yang buruk. Biarkan saja jika ada yang berani melakukan tindakan tersebut (mengucapkan kata buruk ditujukan pada warga).
free counters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar